HALUAN EKSPRESS.COM – Universitas Pat Petulai (UPP) memantapkan posisinya sebagai salah satu institusi pendidikan unggulan di Provinsi Bengkulu dan bahkan diakui di tingkat nasional. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Yayasan Pat Petulai, Novriza Wahyu Ardiansyah, SE, ME.
Salah satu keunggulan yang menjadi ciri khas UPP adalah keberadaan jurusan Sains Perkopian tingkat Sarjana (S1) yang hanya tersedia di Rejang Lebong.
Novriza menjelaskan bahwa meskipun jurusan serupa, yakni Sains Kopi, tersedia di tingkat Diploma Tiga (D3) di Institut Pertanian Bogor (IPB), namun tingkat Sarjana-nya hanya ada di Rejang Lebong.
Hal ini membuat UPP menjadi satu-satunya institusi yang menawarkan program tersebut di tingkat Sarjana.
Pertumbuhan Signifikan dan Daya Tarik Tinggi
Tak hanya itu, Novriza juga menyoroti pertumbuhan UPP yang signifikan dalam hal penerimaan mahasiswa. Sementara beberapa universitas lain mengalami penurunan jumlah mahasiswa, bahkan sampai pada angka kritis seperti hanya 78 orang, UPP berhasil menarik minat lebih dari 150 mahasiswa dalam satu angkatan.
Hal ini menandakan bahwa UPP telah menjadi pilihan yang diakui oleh masyarakat, terutama di tengah persaingan ketat dalam dunia pendidikan tinggi.
Keunggulan UPP
Menurut Novriza, ada beberapa alasan mengapa masyarakat seharusnya mempertimbangkan UPP sebagai pilihan untuk menempuh pendidikan tinggi. Pertama, UPP menawarkan fasilitas yang tak kalah dengan institusi lain.
Kedua, biaya pendidikan yang terjangkau sehingga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.
Ketiga, lokasi UPP yang strategis, terletak di wilayah yang mudah dijangkau oleh masyarakat Rejang Lebong, Lebong, dan Kepahiang.
Dosen Muda dan Bersemangat
Keunggulan UPP juga terletak pada dosen-dosennya yang memiliki semangat tinggi dan berusia relatif muda, sesuai dengan karakter generasi Z, generasi Milenial, dan generasi Y.
Hal ini memastikan bahwa UPP mampu memberikan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman dan pasar kerja.
"Kami mempersiapkan mahasiswa yang siap untuk bekerja, bukan hanya mencari pekerjaan. Kemudian kami juga sudah berbasis, kami menyiapkan mahasiswa yang nantinya siap kerja, bukan siap mencari kerja. Seperti sains kopi, mereka punya mindset mengolah kopi tidak hanya jadi petaninya, tapi dari hulu sampai ke hilirnya, tapi sampai barista, membuka kafe-kafe seperti itu," tandasnya. (hendra)